Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Agama

Puasa Sunnah Bulan Rajab Baiknya Dijalankan Berapa Hari? 

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Nurlayla Ratri

21 - Dec - 2025, 07:29

Placeholder
Ilustrasi berbuka puasa. (Foto: Baznas)

JATIMTIMES - Mulai Minggu (21/12/2025), umat Islam memasuki bulan Rajab, salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan dalam Islam. Di bulan ini, amalan ibadah dianjurkan untuk diperbanyak, salah satunya dengan menjalankan puasa sunnah. Lalu, berapa hari sebenarnya puasa Rajab sebaiknya dilakukan?

Anjuran berpuasa di bulan-bulan mulia, termasuk Rajab, dapat ditemukan dalam hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Abu Dawud. Hadis tersebut mengisahkan sahabat Al-Bahili yang datang kepada Rasulullah SAW dalam kondisi fisik melemah setelah memperbanyak puasa.

Baca Juga : PBNU Resmi Tetapkan 1 Rajab 1447 H Jatuh pada Senin 22 Desember 2025

Dalam hadis itu disebutkan, Rasulullah SAW sempat menegur Al-Bahili karena terlalu memaksakan diri. Namun, Nabi tetap menganjurkan puasa, dengan pola yang tidak memberatkan. Rasulullah SAW bersabda agar Al-Bahili berpuasa di bulan-bulan mulia, lalu berhenti sejenak, dan kembali berpuasa, seraya memberi isyarat tiga jari.

Hadis lengkapnya berbunyi:
عَنْ مُجِيبَةَ الْبَاهِلِيَّةِ عَنْ أَبِيهَا أَوْ عَمِّهَا أَنَّهُ أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ انْطَلَقَ فَأَتَاهُ بَعْدَ سَنَةٍ وَقَدْ تَغَيَّرَتْ حَالُهُ وَهَيْئَتُهُ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَمَا تَعْرِفُنِي قَالَ وَمَنْ أَنْتَ قَالَ أَنَا الْبَاهِلِيُّ الَّذِي جِئْتُكَ عَامَ الْأَوَّلِ قَالَ فَمَا غَيَّرَكَ وَقَدْ كُنْتَ حَسَنَ الْهَيْئَةِ قَالَ مَا أَكَلْتُ طَعَامًا إِلَّا بِلَيْلٍ مُنْذُ فَارَقْتُكَ فَقَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَ عَذَّبْتَ نَفْسَكَ ثُمَّ قَالَ صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ وَيَوْمًا مِنْ كُلِّ شَهْرٍ قَالَ زِدْنِي فَإِنَّ بِي قُوَّةً قَالَ صُمْ يَوْمَيْنِ قَالَ زِدْنِي قَالَ صُمْ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ قَالَ زِدْنِي قَالَ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ وَقَالَ بِأَصَابِعِهِ الثَّلَاثَةِ فَضَمَّهَا ثُمَّ أَرْسَلَهَا

Artinya:
Dari Mujibah al-Bahiliyyah, dari bapaknya atau pamannya, bahwa ia datang kepada Rasulullah SAW. Kemudian setahun kemudian ia kembali menemui Rasulullah SAW dalam keadaan tubuhnya berubah. Rasulullah bertanya, ‘Apa yang membuat fisikmu berubah, padahal sebelumnya engkau terlihat baik?’ Ia menjawab, ‘Aku tidak makan kecuali di malam hari sejak berpisah denganmu.’ Rasulullah bersabda, ‘Mengapa engkau menyiksa dirimu sendiri?’ Lalu beliau bersabda, ‘Berpuasalah di bulan sabar (Ramadhan) dan satu hari di setiap bulan.’ Ia berkata, ‘Tambahkan lagi wahai Rasulullah.’ Rasulullah menjawab, ‘Berpuasalah dua hari.’ Ia berkata, ‘Tambahkan lagi.’ Rasulullah menjawab, ‘Berpuasalah tiga hari.’ Ia berkata, ‘Tambahkan lagi.’ Rasulullah bersabda, ‘Berpuasalah di bulan-bulan mulia dan tinggalkanlah,’ sambil memberi isyarat dengan tiga jarinya.” (HR Abu Dawud)

Menjelaskan bagian akhir hadis tersebut, Syekh Abut Thayyib Syamsul Haq al-Azhim menerangkan bahwa isyarat tiga jari Nabi menunjukkan batasan puasa yang tidak berlebihan bagi Al-Bahili. Penjelasan itu tertuang dalam kitab ‘Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abi Dawud.

أَيْ صُمْ مِنْهَا مَا شِئْتَ وَأَشَارَ بِالْأَصَابِعِ الثَّلَاثَةِ إِلَى أَنَّهُ لَا يَزِيْدُ عَلَى الثَّلَاثِ الْمُتَوَالِيَاتِ

Artinya:
Maksudnya, berpuasalah dari bulan-bulan mulia sesuai kemampuanmu. Nabi memberi isyarat dengan tiga jari untuk menunjukkan agar tidak berpuasa lebih dari tiga hari berturut-turut, lalu berhenti satu atau dua hari.” (Syekh Abut Thayyib Syamsul Haq al-Azhim)

Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa puasa Rajab tidak dianjurkan dilakukan secara terus-menerus bagi orang yang merasa berat. Polanya bisa tiga hari puasa lalu berbuka beberapa hari, kemudian melanjutkan kembali.

Baca Juga : Minggu Pahing 21 Desember 2025, Awal Rajab Hari Baik untuk Ambil Keputusan

Namun, ketentuan itu bersifat situasional. Rasulullah SAW memberi arahan sesuai kondisi Al-Bahili yang saat itu fisiknya lemah. Bagi orang yang kuat berpuasa, anjuran tersebut tentu berbeda.

Hal ini ditegaskan oleh Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami dalam Al-Fatawa Al-Fiqhiyyah Al-Kubra:

قال الْعُلَمَاءُ وَإِنَّمَا أَمَرَهُ بِالتَّرْكِ لِأَنَّهُ كان يَشُقُّ عليه إكْثَارُ الصَّوْمِ

Artinya:
Para ulama berkata, Nabi memerintahkannya untuk berhenti berpuasa karena hal itu memberatkannya. Adapun bagi orang yang tidak merasa berat, berpuasa sepanjang bulan-bulan mulia merupakan keutamaan.

Dengan demikian, tidak ada batasan pasti berapa hari puasa sunnah Rajab harus dijalankan. Semuanya kembali pada kemampuan masing-masing. Puasa bisa dilakukan satu hari, tiga hari, sepekan, atau bahkan sebulan penuh bagi yang mampu. Semoga informasi ini bermanfaat ya. 


Topik

Agama puasa sunnah rajab



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jember Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Nurlayla Ratri