JATIMTIMES - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) saat ini tengah menunggu kepastian dari pemerintah pusat terkait program atau kebijakan untuk mendukung industri gula.
Kepala DTPHP Kabupaten Malang Avicenna Medisica Saniputera menyampaikan, kepastian program atau kebijakan dari pemerintah pusat untuk mendukung industri gula sangat dibutuhkan. Terlebih lagi, potensi pertanian tebu di Kabupaten Malang sangat menjanjikan.
Baca Juga : Puguh DPRD Jatim Desak Evaluasi Total MBG: Stop Dulu, Jangan Hamburkan Uang Negara
Pihaknya membeberkan jumlah perkembangan lahan tebu di Kabupaten Malang yang telah terekapitulasi di DTPHP Kabupaten Malang. Pada Februari 2024, lahan tebu di Kabupaten Malang memiliki luas 44.825 hektare. Kemudian di Februari 2025, lahan tebu meningkat menjadi 47.016 hektare.
Dengan luas lahan yang terus bertambah, Avicenna menargetkan peningkatan panen tebu di tahun 2025. Di tahun 2025 ini, pihaknya menargetkan panen tebu mencapai 4.296.880 ton. Target itu naik sekitar dua persen atau 84.253 ton dibandingkan dengan capaian panen tebu di tahun 2024 yang berada di angka 4.212.627 ton.
Avicenna menyampaikan, meskipun belum menerima informasi terkait kepastian program atau kebijakan dari pemerintah pusat mengenai pengembangan industri gula di Kabupaten Malang, pihaknya menyebutkan apapun konsep dan mekanismenya, pertanian tebu di Kabupaten Malang akan menjadi sektor yang prioritas untuk diperkuat melalui program atau kebijakan tersebut.
"Pemerintah pusat sedang merencanakan untuk melaunching program yang bisa mendukung industri gula, khususnya pertanian tebu di Kabupaten Malang. Salah satunya termasuk pengembangan varietas tebu Cening yang saat ini masih dalam proses," ujar Avicenna.
Menurut Avicenna, setelah ada kabar kepastian mengenai pengembangan industri gula dengan mempertimbangkan potensi yang dimiliki Kabupaten Malang, nantinya Pemkab Malang melalui DTPHP akan melakukan diskusi lebih lanjut mengenai implementasi terkait penguatan industri gula. "Kalau sudah fix nanti seperti apa, bisa kita diskusikan lebih lanjut," kata Avicenna.
Baca Juga : Kembali Torehkan Prestasi Pendidikan, Gus Fawait: Alhamdulillah Kita Fokus Kerja, Sesuai Arahan Presiden
Sementara itu, disinggung mengenai adanya isu masuknya gula rafinasi atau gula yang berasal dari sari tebu ke pasaran yang dinilai sejumlah pihak berpengaruh pada harga tebu, Avicenna belum bisa memberikan tanggapan lebih lanjut.
"Saya belum mendalami terkait isu gula rafinasi itu. Saya akan coba cari informasi dulu, nanti saya kabari," pungkas Avicenna.