5 Orang Tewas dalam Serangan Udara Israel ke Markas Hizbullah di Lebanon
Reporter
Mutmainah J
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
09 - Sep - 2025, 10:41
JATIMTIMES - Militer Israel kembali melancarkan serangan udara ke wilayah Lebanon pada Senin (8/9/2025). Serangan tersebut menyasar markas kelompok Hizbullah di kawasan Lembah Bekaa, yang disebut Israel sebagai kompleks pelatihan pasukan elit Hizbullah.
Dilansir AFP Selasa (9/9/2025), militer Israel menyebut aktivitas dan persenjataan Hizbullah di lokasi tersebut melanggar perjanjian gencatan senjata yang disepakati pada November lalu. Kesepakatan itu sebelumnya ditengahi Amerika Serikat untuk mengakhiri lebih dari setahun permusuhan antara kedua pihak.
Baca Juga : Gus Irfan, Alumni UB-Unisma Jadi Menteri Haji Pertama
Israel Klaim Hizbullah Langgar Kesepakatan
“Target yang kami serang adalah fasilitas militer yang digunakan oleh Hizbullah untuk melatih pasukan dan menyimpan senjata. Ini merupakan pelanggaran jelas terhadap perjanjian gencatan senjata,” kata juru bicara militer Israel dalam pernyataan resmi.
Meski sudah ada kesepakatan damai, Israel tetap melancarkan serangan rutin ke wilayah Lebanon. Serangan terbaru ini dipicu oleh pengumuman pemerintah Lebanon pekan lalu yang menyatakan siap memulai program pelucutan senjata Hizbullah, meski belum ada rincian teknis yang dipublikasikan.
Hizbullah menolak rencana tersebut dan menyebutnya sebagai “upaya melemahkan perlawanan rakyat Lebanon”.
5 Orang Tewas, Korban Masih Bisa Bertambah
Kementerian Kesehatan Lebanon mengonfirmasi bahwa serangan udara Israel di Bekaa dan Hermel menimbulkan korban jiwa. Laporan awal menyebutkan lima orang tewas dan lima lainnya luka-luka.
“Serangan musuh Israel di Bekaa dan pinggiran Hermel menyebabkan jumlah korban awal lima orang tewas dan lima lainnya luka-luka,” demikian pernyataan resmi Kementerian Kesehatan Lebanon. Pihaknya menegaskan jumlah korban masih bersifat sementara dan dapat bertambah seiring proses evakuasi.
Baca Juga : Update Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Stagnan Usai Ditahan Lebanon, Malaysia Mulai Mengancam
Reaksi Pemerintah Lebanon dan Pengamat Internasional
Pemerintah Lebanon mengecam serangan tersebut dan menyebutnya sebagai pelanggaran kedaulatan. “Kami menuntut Dewan Keamanan PBB segera mengambil langkah untuk menghentikan agresi Israel yang berulang kali mengancam stabilitas kawasan,” ujar seorang pejabat tinggi Lebanon kepada media lokal.
Sementara itu, pengamat Timur Tengah dari University of London, Dr. Karim Haddad, menilai serangan ini bisa memperburuk situasi regional. “Setiap serangan balasan, baik dari Israel maupun Hizbullah, berpotensi memicu eskalasi baru yang melibatkan aktor regional lain. Ini sangat berisiko bagi stabilitas Timur Tengah,” ujarnya.
Ketegangan Israel–Hizbullah Belum Reda
Serangan terbaru ini menambah daftar panjang eskalasi Israel–Hizbullah meski ada kesepakatan damai. Situasi di perbatasan Lebanon–Israel kembali memanas, sementara komunitas internasional mendesak kedua pihak menahan diri agar konflik tidak kembali meluas.