JATIMTIMES - Jawa Timur tengah memasuki masa pancaroba menuju puncak musim hujan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda mengimbau masyarakat agar waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih berlanjut hingga awal 2026.
Menurut prakiraan BMKG Stasiun Klimatologi Jatim, curah hujan di Jawa Timur selama November 2025 hingga Januari 2026 akan berada pada kategori menengah hingga tinggi, bahkan sangat tinggi di beberapa wilayah.
Baca Juga : Daftar Lengkap Kuota Haji Reguler 2026 per Provinsi, Jawa Timur Terbesar dan Sulawesi Utara Terkecil
Untuk November 2025, BMKG memprakirakan sebagian besar wilayah Jawa Timur akan diguyur hujan dengan intensitas menengah hingga tinggi. Namun, beberapa daerah berpotensi mengalami curah hujan sangat tinggi (lebih dari 500 mm), di antaranya Banyuwangi, Blitar, Jember, Lumajang, Malang, Pacitan, dan Trenggalek.
“Prediksi curah hujan pada November menunjukkan sebagian wilayah selatan dan timur Jawa Timur perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir dan longsor,” tulis BMKG Stasiun Klimatologi Jatim dalam keterangan resminya, Rabu (29/10).
Memasuki Desember 2025, intensitas hujan diperkirakan tetap berada pada level menengah hingga tinggi. Meski begitu, BMKG mencatat potensi hujan sangat tinggi juga masih terjadi di sebagian kecil wilayah Kediri dan Malang.
Kondisi ini menjadi sinyal bahwa puncak musim hujan mulai mendekat. Wilayah dengan kontur berbukit seperti Malang Raya diimbau lebih waspada terhadap potensi tanah longsor, banjir bandang, dan pohon tumbang.
Sementara itu, pada Januari 2026, hujan diprediksi masih mengguyur sebagian besar wilayah Jawa Timur. BMKG menyebut intensitas curah hujan berada di kisaran menengah hingga tinggi, dan sebagian kecil wilayah seperti Banyuwangi, Malang, Mojokerto, dan Nganjuk berpotensi mengalami curah hujan sangat tinggi di atas 500 mm.
Artinya, tren cuaca basah diperkirakan masih berlangsung hingga awal tahun mendatang.
Sementara itu, BMKG Juanda menjelaskan kondisi cuaca ekstrem di Jawa Timur saat ini dipicu oleh gangguan gelombang atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, dan gelombang Kelvin yang sedang melintasi wilayah Indonesia bagian timur, termasuk Jawa Timur.
Selain itu, suhu muka laut yang cukup hangat di sekitar Selat Madura turut memperkuat pertumbuhan awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
“Diprakirakan terdapat peningkatan potensi cuaca ekstrem yang berdampak signifikan terhadap aktivitas masyarakat,” tulis BMKG Juanda.
BMKG Juanda juga telah mengeluarkan peringatan dini untuk 29–30 Oktober 2025. Pada Rabu (29/10), wilayah dengan status waspada hujan sedang hingga lebat mencakup Blitar, Gresik, Jombang, Kediri, Kota Batu, Lamongan, Lumajang, Madiun, Malang, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Sampang, Situbondo, Trenggalek, Tulungagung, Magetan, Ngawi, dan Ponorogo.
Sedangkan Banyuwangi, Bondowoso, dan Jember masuk kategori siaga karena berpotensi diguyur hujan lebat hingga sangat lebat. BMKG juga mencatat kemungkinan hujan disertai petir di wilayah Jember, Lumajang, dan Probolinggo.
Untuk Kamis (30/10) esok, potensi hujan sedang hingga lebat diperkirakan melanda Jombang, Kediri, Lumajang, Malang, Mojokerto, Pamekasan, Trenggalek, dan Ponorogo. Tidak ada wilayah dengan status siaga atau awas, namun BMKG tetap meminta masyarakat waspada terhadap perubahan cuaca mendadak.
Baca Juga : Daftar Wilayah Paling Rawan Dampak Pancaroba Akibat Cuaca Tak Menentu
Dalam keterangannya, BMKG Juanda mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati saat bepergian. Warga diminta menghindari berkendara ketika hujan deras karena jarak pandang terbatas serta tidak berteduh di bawah pohon saat hujan disertai petir dan angin kencang.
Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk menjaga kesehatan selama periode pancaroba dengan cara makan makanan bergizi, berolahraga teratur, dan menjaga kebersihan lingkungan.
“Wilayah dengan topografi curam/bergunung/tebing diharapkan meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang serta berkurangnya jarak pandang,” tulis BMKG Juanda.
BMKG Juanda mengingatkan masyarakat untuk terus memantau perkembangan cuaca melalui kanal resmi, antara lain:
• Website: stamet-juanda.bmkg.go.id
• Media sosial: @infobmkgjuanda
• Telepon 24 jam: (031) 8668989
• WhatsApp: 0895-8003-00011
• Call Center BMKG: 196.
