Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Peristiwa

Jakarta hingga Malang Gelar Demo Bela Kiai, Ini Tuntutannya

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Yunan Helmy

15 - Oct - 2025, 18:28

Placeholder
Momen pihak Trans7 menemui para santri saat menggelar aksi demo bela kiai, Rabu (15/10/2025). (Foto: X @AhlulQohwah)

JATIMTIMES - Gelombang aksi protes terhadap Trans7 terus meluas. Ribuan alumni pesantren dari berbagai daerah turun ke jalan pada Rabu (15/10/2025), menuntut permintaan maaf atas tayangan program Xpose Uncensored yang dinilai menyinggung kiai dan pesantren.

Sejak pukul 09.40 WIB, halaman Gedung Transmedia di Jalan Kapten Tendean, Mampang, Jakarta Selatan, dipadati massa berpakaian serba putih. Mereka merupakan alumni pesantren dan anggota Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU) dari Jabodetabek yang menggelar aksi bertajuk “Silaturahim dan Meruwat Trans7”.

Baca Juga : 5 Daerah Terpanas di Jawa Timur, dari Lamongan hingga Kediri

Aksi ini digelar sebagai bentuk kemarahan atas tayangan Xpose Uncensored pada Senin (13/10/2025), yang dianggap melecehkan martabat pesantren. Sekitar tiga ribu peserta aksi tampak membawa bendera NU, spanduk protes, serta poster bertuliskan “Boikot Trans7” dan “Menciderai Marwah Pesantren, Tangkap Direksi Trans7”.

Di atas mobil komando, seorang orator memimpin yel-yel dengan lantang. “Boikot, boikot, boikot Trans7!” teriaknya, disambut gemuruh massa yang mengulangi seruan tersebut.

Menurut orator, tayangan tersebut telah “membingkai pesantren secara negatif dan merusak citra kiai.” Mereka pun menuntut agar pemilik Trans7, Chairul Tanjung, turun langsung menemui massa. “Chairul Tanjung keluar!” teriak aksi massa berulang kali.

Terdengar juga aksi massa menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Ya Lal Wathan sambil terus menyerukan boikot terhadap stasiun televisi tersebut.

PWNU DKI Jakarta selaku penggagas aksi menegaskan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk menegur media yang dianggap melanggar batas etika jurnalisme.

Tak hanya di Jakarta. Aksi solidaritas juga digelar di Kota Malang, Jawa Timur. Sekitar 400 orang yang tergabung dalam gerakan Santri Malang Menggugat menggelar aksi damai di depan Balai Kota Malang pada hari yang sama.

Tokoh-tokoh penting turut hadir dalam aksi tersebut. Antara lain mantan Wali Kota Malang Sutiaji, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, serta sejumlah anggota DPRD Kota Malang dan DPRD Jawa Timur dari Fraksi PKB.

Massa membawa spanduk besar bertuliskan “Cabut Izin Trans Corps #BoikotTrans7” dan menyerukan agar izin siaran Trans7 dicabut. Mereka menilai tayangan Xpose Uncensored telah menghina Pondok Pesantren Lirboyo dan para kiai.

Koordinator aksi Santri Malang Menggugat, Fairuz Huda, menyampaikan sejumlah tuntutan. Ia menegaskan, pihaknya meminta pemerintah mencabut izin siaran Trans7 karena dianggap menyebarkan kebencian terhadap kalangan pesantren.

Baca Juga : Ziarah Makam Imam Kabul dan Eddy Rumpoko, Cak Nur dan Heli Teladani Perjuangan Pemimpin Kota Batu Terdahulu

“Karena kami nilai media tersebut sudah menjadi corong kebencian penyebar fitnah, khususnya terhadap kalangan pesantren, itu yang pertama,” ujar Fairuz.

Tak berhenti di situ. Pria yang akrab disapa Kak Fai ini juga mendesak aparat penegak hukum untuk menindak tegas pihak manajemen Trans7 dan tim produksi yang membuat tayangan tersebut.

“Ini tidak perlu berbelit-belit secara hukum, pakai undang-undang ITE atau yang lain juga bisa. Artinya pihak yang berwenang, kepolisian, harus mengusut tuntas dan menangkap sesegera mungkin,” tegasnya.

Selain menuntut proses hukum, Kak Fai juga meminta agar production house (PH) yang memproduksi program itu dibekukan. Ia berharap Trans7 dapat menayangkan program baru yang lebih edukatif tentang kehidupan di pesantren.

“Ini harus segera mungkin buat tayangan programatik untuk mengembalikan citra atau marwah kiai, santri, dan pesantren,” ujarnya.

Menurut dia, langkah tersebut penting untuk memulihkan citra pesantren yang tercoreng akibat tayangan yang menimbulkan kegaduhan publik itu.

Dalam pernyataan penutupnya, Kak Fai mengingatkan pemerintah agar menjadikan kasus ini sebagai bahan refleksi bagi dunia penyiaran di Indonesia. “Sehingga ke depan tidak terjadi lagi kebablasan pemberitaan atau program-program yang memecah belah bangsa,” tutup Kak Fai. 


Topik

Peristiwa Demo Trans7 santri bergerak santri demo bela kiai



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jember Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Binti Nikmatur

Editor

Yunan Helmy

Peristiwa

Artikel terkait di Peristiwa