Menyusui Aktifkan Penjaga Imun di Payudara, Ilmuwan Temukan Mekanisme Alami Pencegah Kanker
Reporter
Irsya Richa
Editor
Yunan Helmy
01 - Nov - 2025, 07:31
JATIMTIMES - Penelitian terbaru menunjukkan bahwa wanita yang menyusui menghasilkan sel imun khusus (CD8⁺ T-cells) yang tetap berada di jaringan payudara selama puluhan tahun. Imun itu memberikan perlindungan terhadap kanker payudara termasuk jenis agresif.
Hal tersebut menguatkan argumen bahwa menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga bagi kesehatan ibu.
Baca Juga : Dua Siswa MAN 2 Kota Malang Bicara di AICIS 2025: Suara Madrasah yang Menggema ke Dunia
Hal itu dibeberkan dalam studi terbaru yang diterbitkan di Nature Immunology pada 20 Oktober 2025. Studi terbaru mengungkap bahwa aktivitas menyusui memicu sistem kekebalan tubuh untuk bekerja lebih aktif dalam melindungi jaringan payudara dari risiko kanker, terutama jenis triple-negative breast cancer yang dikenal paling agresif.
Penelitian yang melibatkan lebih dari 1.000 pasien kanker payudara di Australia itu menunjukkan, proses menyusui mampu membangunkan sel-sel imun utama, termasuk sel T CD8⁺ dan makrofag, yang berperan mengenali serta menghancurkan sel-sel rusak sebelum berubah menjadi tumor.
Temuan ini juga dikonfirmasi melalui uji pada model tikus betina, yakni aktivitas imun tetap bertahan lama setelah masa menyusui berakhir dan mencegah munculnya pertumbuhan tumor baru.
“Sel-sel imun ini bertindak seperti penjaga lokal di jaringan payudara mereka siap menyerang sel abnormal kapan pun muncul,” ungkap ahli onkologi dari Peter MacCallum Cancer Center, Profesor Sherene Loi, dikutip dari Medical Xpress.
Menurut para peneliti, masa laktasi tidak hanya berperan dalam memberi nutrisi pada bayi, tetapi juga memicu penguatan alami sistem imun pada tubuh ibu. Aktivasi ini membantu sistem kekebalan mengenali sel abnormal lebih cepat, menekan risiko kanker payudara di kemudian hari.
Selain perubahan imunologis, penelitian juga menemukan adanya transformasi biologis pada jaringan payudara setelah menyusui selesai. Proses regenerasi ini menghapus sel-sel lama yang mungkin telah mengalami kerusakan DNA, dan menggantinya dengan jaringan baru yang lebih sehat, mekanisme yang disebut para ilmuwan sebagai pembersihan alami pasca-laktasi.
Baca Juga : Dari Kota Blitar, Megawati Serukan Kemanusiaan di Era AI: Pancasila Harus Jadi Kompas Dunia Digital
Temuan ini memberi pemahaman baru yang lebih konkret tentang alasan biologis di balik efek protektif menyusui, yang selama ini hanya diketahui lewat data epidemiologis. Para ahli menilai, hasil riset ini juga membuka peluang untuk pengembangan terapi pencegahan kanker berbasis mekanisme kekebalan alami tubuh.
“Dengan memahami bagaimana sistem imun bereaksi selama menyusui, kita mungkin dapat meniru proses ini untuk membantu melindungi perempuan yang tidak dapat menyusui,” terang Loi.
Penemuan ini sekaligus memperkuat bukti ilmiah bahwa menyusui tidak hanya penting untuk tumbuh kembang anak, tetapi juga menjadi investasi jangka panjang bagi kesehatan ibu.
