Sepeda Bermesin Uap, Koleksi Baru Museum Angkut

Reporter

Nurliana Ulfa

Editor

Redaksi

01 - May - 2016, 05:47

HANYA 40 METER: Dengan bahan bakar satu kilogram batu bara untuk mendidihkan air, sepeda uap hanya bisa berjalan sejah 40 meter, Sabtu (30/4/2016). (Foto: Nurliana Ulfa/BatuTIMES)

Museum Angkut + Movie Star Studio punya koleksi baru berwujud sepeda klasik beroda kayu. Sepeda tersebut tidak memiliki alat kayuh seperti layaknya sepeda saat ini.

Sepeda itu juga tidak memiliki mesin bakar seperti sepeda motor modern. Sepeda ini hanya memiliki tong berisi air (boiler) dan tungku pembakaran.

Itulah sepeda uap. Ya, sepeda yang digerakkan dengan uap alias air yang dipanaskan menggunakan kayu bakar dan batu bara.

Sepeda ini disebut juga steam bicycle. Sepeda ini menjadi pusat pembelajaran sejarah alat angkutan perintis yang digagas oleh Museum Angkut + Movie Star Studio. Paket wisata sejarah alat angkutan perintis diberi nama paket wisata edukasi Cakra Manggiling.

”Selama ini wisatawan yang berkunjung mungkin hanya berfoto atau melihat-lihat alat angkut yang dipajang saja. Dengan paket edukasi Cakra Manggiling ini, mereka bisa mengetahui sejarah alat transportasi pertama di dunia yang kami sajikan langsung di hadapan pengunjung,” jelas Nunuk Liantin, Public Relation Museum Angkut + Movie Star Studio.

Karena bertenaga uap, sepeda tersebut terlebih dahulu diisi bahan bakar kayu atau batu bara. Api lalu membakar air di tong hingga mendidih. Proses perebusan ini memakan waktu satu jam dengan air sebanyak satu liter dan batu bara satu kilogram.

Dengan proses selama itu, sepeda uap ini hanya bisa berjalan sejauh 40 meter dengan kecepatan lima kilometer per jam. Orang yang menaikinya cukup meletakkan kakinya di bagian depan bawah sepeda dan sepeda berjalan sendiri.

Alat pengendalinya sangat sederhana. Kedua tangan memegang setir yang berfungsi untuk mengemudikan sepeda. Hanya saja, di bagian tangan kiri dilengkapi rem. Orang yang menaikinya juga harus berhati-hati sebab di bawahnya terdapat air mendidih.

Para wisatawan pun terkesima melihat sepeda uap tersebut berjalan meski hanya sebentar. Seperti yang disaksikan oleh tim dosen STIKES Kudus Jawa Tengah, Sabtu (30/4/2016).

”Bagus sekali. Sebelumnya tidak mengira bahwa inilah proses awal sebelum ditemukannya sepeda motor,” ungkap Rosa, salah seorang dosen STIKES Kudus setelah melihat proses pembuatan bahan bakar sepeda uap. (*)